Kegiatan Kolaborasi untuk Mencapai Target 100% Akses Air Minum di Kabupaten Wonosobo

Show all

Kegiatan Kolaborasi untuk Mencapai Target 100% Akses Air Minum di Kabupaten Wonosobo

Identifikasi Awal Kegiatan Kolaborasi
Wonosobo. Sejak awal diluncurkannya RPJMN tentang 100-0-100, di Kabupaten Wonosobo dalam hal ini Pokja AMPL Kabupaten secara berkala telah berkoordinasi dalam proses penyusunan RAD AMPL 2015-2019 walaupun mungkin agak lama. Dinas PU Cipta Karya memandang perlunya langkah aksi dari internal SKPD dalam mempercepat target tersebut. Mereka berinisiatif mengundang Tim Pamsimas sebagai narasumber dan pendamping dalam kegiatan pelatihan pembentukan BPSPAMS (desa DAK non Pamsimas) dan workshop penguatan rencana teknis pengembangan SAM Desa melalui kegiatan pilot di beberapa desa. Data yang digunakan diperoleh dari survey lanjutan dan hasil analisa data dari hasil proses pemetaan baseline produk Asosiasi SPAMS Perdesaan, serta dari hasil draft Penyusunan Rancangan Teknis yang dilakukan oleh Fasilitator Keberlanjutan. Selanjutnya diperoleh 30 desa Pamsimas yang dijadikan pilot project kegiatan ini. Pada tahap awal tahun 2016 hanya ada 5 Desa, selanjutnya bertambah sejalan dengan hasil dari proses kegiatan kolaborasi yang nantinya akan tersusun data base air minum perdesaan. Data-data awal kegiatan ini di dapat dari beberapa sumber, seperti:

  • longlist desa Pamsimas 3 (dari PAKEM),
  • data desa rawan air minum (sumber: Bappeda),
  • data cakupan pelayanan dan rencana pengembangan PDAM,
  • data sumber air minum yang layak (sumber: Bappeda dan Dinas LH),
  • data desa rawan penyakit yan berhubungan dengan air dan lingkungan ( Dinas Kesehatan), serta
  • data dari Keberlanjutan Pamsimas.

wonosobo-2

(Foto 1. Sosialisasi Kegiatan Kolaborasi Air Minum atau KOLAM)

Mengacu pada data SIM Keberlanjutan, desa-desa Pamsimas di Kabupaten Wonosobo hanya terdapat 2 desa yang “kuning” atau Berfungsi Sebagian dan menjadi 1 desa yang Berfungsi Sebagian (staus data Maret 2016). Desa ini terpilih sebagai salah satu desa kegiatan kolaborasi pada tahun 2017 bersama desa-desa sumber dana APBD, DAK dan Kementrian ESDM (sumur bor dalam) yang sebagian ada yang Tidak Berfungsi.
Peran Lembaga Masyarakat di Tingkat Desa: BUMDesa, SPAMS, dan Asosiasi
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) terlibat kolaborasi dalam kegiatan ini agar terjalin kemitraan dan secara legal dapat mudah mengakses sumber dana secara terbuka, baik dari lembaga keuangan, program pemerintah dan kegiatan dari lembaga donor. Di BAPERMASDES Kabupaten Wonosobo banyak terlibat dalam kegiatan terutama untuk penguatan BUMDes tersebut. BAPERMASDES sudah sangat paham tentang bagaimana Bumdes. Pada beberapa kali pertemuan koordinasi kegiatan kolaborasi pernah dinyatakan bahwa tidak ada keharusan pembentukan Bumdes, namun lebih pada mendorong inisiatifnya kepada masing-masing desa. Namun yang perlu dipastikan adalah status badan hukum boleh dari BPSPAMS atau Bumdes tersebut yang disyaratkan dalam mengakses dana. Inilah yang menjadi bagian dari pendampingan SKPD BAPERMASDES untuk kegiatan kolaborasi guna mencapai target 100-0-100.
Peran Asosiasi SPAMS Perdesaan pada saat kegiatan awal sering melibatkan District Coordinator (DC) dan Fasilitator Keberlanjutan (FK) yang sering melakukan koordinasi dan mempunyai data baseline produk Asosiasi yang sudah diverifikasi oleh DC dan FK. Walaupun hasilnya belum maksimal, terlebih data desa-desa non Pamsimas, sehingga perlu dilakukan survey ulang dan kajian lanjutan dengan menggabungkan hasil pemetaan Rancangan Teknis Pengembangan SAM yang telah dilaksanakan oleh FK. Data saat ini masih menghasilkan 30 dari 97 desa keberlanjutan (2008-2014). Pada Bulan September 2016 sebanyak 30 desa sudah diusulkan ke pusat untuk memperoleh pendanaan DAK Air Bersih. Ke depan diharapkan peran asosiasi akan lebih banyak di kolaborasi ini..
Tantangan Kegiatan
Beberapa program yang dikelola SKPD tercermin dari nama program dan jenisnya seperti RISPAM desa yang menjadi bagian dari program PDAM, RPJM Desa dan RKP Desa. Pada RPJM dan RKP Desa seringkali tidak memasukkan kegiatan bidang air minum di dalamnya, sehingga melalui kegiatan penguatan ke Pemerintah Desa kegiatan bidang air minum bisa diwujudkan. Meskipun di PJM ProAKSI masing-masing desa ini sebenarnya sudah termuat dan dievaluasi tiap tahunnya melalui pendampingan FK, namun kenyataannya tidak cukup kuat untuk diwujudkan oleh pelaku di desa, termasuk memasukannya ke dalam RPJM Desa/RKP Desa. Harapannya melalui kolaborasi tersebut bisa menjawab tantangan ini.
Sementara ini kegiatan kolaborasi belum melibatkan Dinkes karena focus kegiatannya mengejar capaian target 100% bidang air minum. Kegiatan lebih banyak pada penguatan pelaku di desa dan bermuara ke infrastruktur pengembangan sarana air minum. Sementara kegiatan bidang sanitasi koordinasi tetap melalui Pokja AMPL yang telah terlebih dahulu mempunyai “gawe” besar yang sama dalam mencapai 100% akses sanitasi.
Tahun 2016 ini telah dianggarkan sharing APBD untuk kegiatan Pamsimas sebesar 1 Milyar, tidak termasuk dana pendamping SKPD untuk kegiatan operasional. Kabupaten Wonosobo juga berpartisipasi dalam program Hibah Air Minum Perdesaan, selain program Hibah Sanitasi.
wonosobo-1

(Foto 2. Rangkaian kegiatan workshop kolaborasi air minum)

Kemitraan
Pendanaan melalui kemitraan dari pinjaman swasta dan perbankan masih diperlukan untuk  memicu BPSPAMS memperbaiki kinerjanya. Persyaratan BPSPAMS harus berkinerja baik memudahkan mereka mengakses pendanaan dari mitra/donor. Pada tahun 2013 Pemda Wonosobo pernah bermitra dengan Aqua-Danone (mempunyai pabrik di Wonosobo) yang mendukung kegiatan pengembangan sarana salah satu desa Pamsimas. Mitra semacama Aqua-Danone ini masih diperlukan untuk memenuhi target 100%. BPSPAMS butuh penguatan untuk mendapat akses memperoleh dana. Penguatan kepada Asosiasi diperoleh melalui fasilitasi kegiatan Mitra Prima yang diinisiasi oleh WSP di tahun 2015 dan lembaga donor Water.org, di tahun 2016. Kemitraan dengan sektor swasta lebih banyak untuk pengurangan kawasan kumuh daripada air minum dan sanitasi.
Melalui kegiatan kolaborasi, peran Pamsimas sangat penting untuk mendorong SKPD terkait melakukan percepatan pengembangan akses air minum dan sanitasi perdesaan. Kolaborasi ini menjadi alat untuk koordinasi dan berkegiatan bersama dengan target capaian yang sama, yaitu air minum dan sanitasi. Dengan demikian Pamsimas sebagai kendaraan atau platform pembangunan air minum dan sanitasi benar-benar dapat dipakai nyata di desa dan kabupaten.
(Tulisan ini juga dikirimkan ke pengelola website Pamsimas di www.pamsimas.org)
 
Salam,
Panggung Dwi P
(District Coordinator Kabupaten Wonosobo untuk Program PAMSIMAS)

Tulisan ini juga termuat di website www.pamsimas.org