Beberapa hari minggu saya menyaksikan secara daring acara Finance Minister’s Meeting (FMM) 2020 bertema “Kemitraan Tingkat Tinggi untuk Investasi Cerdas Sektor Air Minum, Sanitasi, dan Higiene (WASH)” yang diselenggarakan pada 2 Desember 2020 oleh Sanitation and Water for All (SWA) Global.
Catarina de Albuquerque, selaku Chief Executive Officer, SWA mengingatkan kembali beberapa tantangan mendesak terkait pembangunan air minum, sanitasi, dan higiene. Pertama, kelangkaan air mengancam lebih banyak negara setiap tahun. Kita membutuhkan solusi yang membuat setiap tetes berarti. Kedua, jutaan orang di seluruh wilayah kekurangan akses ke sanitasi. Sanitasi adalah barang publik yang membutuhkan dana publik.Ketiga, meskipun pentingnya mencuci tangan untuk pencegahan penyakit telah mendapat perhatian yang lebih besar, kita sekarang harus mempertahankan pencapaian diluar pandemi COVID-19.
Terakhir, terlalu banyak sekolah dan fasilitas perawatan kesehatan kekurangan sarana WASH sehingga mengancam kesehatan anak-anak dan siapa pun yang ingin memperoleh kesehatan. Biaya penyediaan layanan dasar air minum, sanitasi, dan higiene (WASH) adalah sebagian kecil dari biaya yang kita keluarkan dan biaya ekonomi akibat buruknya layanan WASH.
Pandemi Covid-19 telah mengingatkan dunia bahwa mencuci adalah salah satu tindakan paling efektif untuk mengalahkan setiap dan semua penyakit bakteri, virus termasuk Covid, dan untuk memenuhi tujuan visi berkelanjutan (SDGs) untuk penyediaan sarana air minum, sanitasi dan higiene di semua pusat kesehatan dan pendidikan yang memiliki potensi perbaikan dan meningkatkan kesehatan menstruasi.
Seruan untuk Menteri Keuangan berinvestasi di sektor WASH
Solusi harus melibatkan kaum muda, pengusaha, dan inovator. Untuk itu SWA, sebagai platform global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6 (SDGs #6) menyerukan para Menteri Keuangan dan semua mitra untuk bersama-sama memenuhi visi tersebut untuk generasi saat ini dan semua yang akan datang.
Dalam paparannya, Sekjen WHO, Tedros Ghebreyesus mengatakan bahwa berinvestasi pada WASH sangat penting untuk mencegah dan memulihkan dampak pandemi dan wabah lokal. Ketiadaan layanan WASH membuat kita semua terpapar dan berisiko karena tidak dapat mencuci tangan, termasuk petugas kesehatan dimana 1 dari 3 diantara mereka terpapar di fasilitas rumah sakit atau kesehatan di seluruh dunia.
Anda tahu kenapa? Layanan WASH adalah garis pertahanan pertama melawan COVID-19 dan banyak penyakit lainnya seperti diare, kolera tifoid, influenza, pneumonia, dan lain-lain. Sangat penting untuk mencegah penyebaran resistensi anti-mikroba yang merupakan salah satu ancaman global terbesar saat ini. Tanpa layanan WASH, kita semua rentan.
Ketimpangan layanan WASH telah menyebabkan investasi dalam WASH, menyebabkan 1,2 miliar orang di Asia dan Pasifik tanpa air minum yang aman dan 2 dari 5 miliar tanpa sanitasi yang aman. Sebanyak 1,5 miliar orang di wilayah tersebut tidak memiliki sarana untuk mencuci tangan di rumah.
Ada keprihatinan khusus tentang penyediaan air minum dan sanitasi yang aman bagi 20 juta orang yang tinggal di negara-negara berkembang kepulauan kecil, diantara populasi paling rentan di kawasan ini terhadap perubahan iklim. Secara global kita berada di luar jalur yang mengkhawatirkan untuk memenuhi komitmen menuju tujuan SDGs #6 untuk air minum dan sanitasi. Untuk mencapai tujuan 2030, tingkat kemajuan sanitasi perlu ditingkatkan empat kali lipat.
Investasi WASH adalah investasi tanpa penyesalan
Investasi dalam layanan WASH adalah yang disebut investasi tanpa penyesalan. Yang membayar dividen bakal kaya dalam pertumbuhan ekonomi inklusif hak asasi manusia kesehatan. Manfaat ekonomi berinvestasi dalam sanitasi diperkirakan sekitar 5 kali lipat biayanya. Meningkatkan kebersihan melalui cuci tangan dapat menghemat pengeluaran kesehatan hingga 15 kali lipat. Dengan kata lain, berinvestasi dalam layanan WASH bukan hanya keharusan kesehatan tetapi juga keharusan ekonomi.
Pandemi Covid 19 mengingatkan kita bahwa kesehatan dan ekonomi sangat terkait, dan investasi di bidang kesehatan termasuk layanan WASH adalah fondasi yang diperlukan untuk ekonomi yang tangguh dan stabil secara produktif. Sayangnya keterkaitan ini tidak dipahami dengan baik.
Sementara itu, Susantono selaku perwakilan ADB menyampaikan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam layanan WASH menghasilkan keuntungan penuh bersama untuk mengurangi biaya perawatan kesehatan. Dan investasi pada air minum dan sanitasi membawa keuntungan jangka panjang ke rumah tangga individu dan ekonomi yang lebih luas dan membantu ketidakadilan, memberdayakan perempuan, dan solusi kuat yang menjadi faktor kunci dalam keberhasilan memberikan layanan dalam skala besar dalam waktu singkat.
Sedangkan Kevin Rudd, selaku High-level Chair, SWA menyampaikan konteks politik global bahwa realita berinvestasi dalam proyek air dan sanitasi adalah pengembalian investasi dalam pekerjaan yang diciptakan, kesehatan untuk masyarakat, dan dalam pembangunan secara keseluruhan untuk negara. Dan logika sebaliknya juga berlaku.
Kerugian yang terkait dengan layanan air dan sanitasi yang tidak layak saat ini berjumlah sekitar US$ 260 miliar per tahun di seluruh dunia atau 1,5% dari PDB global. Bayangkan jika ekonomi global kita 1,5% lebih besar di tahun-tahun mendatang daripada yang seharusnya karena kita telah dengan serius berinvestasi dalam air dan sanitasi serta kebersihan.
Terdapat tiga hal menarik disampaikan oleh Kevin Rudd, adalah: pertama, krisis COVID-19 adalah kesempatan untuk berinvestasi dalam layanan WASH dengan cara yang akan mengendalikan penyebaran virus dan membangun kembali ekonomi pada saat yang bersamaan. Kedua, mencari contoh dari India dan dampak penghapusan parsial untuk menghilangkan buang air besar. Proyek ini menciptakan total juta pekerjaan dari total investasi $ 12,7 miliar. Ini telah berubah di India. Investasi di sector WASH tidak hanya membantu perekonomian dalam jangka panjang tetapi memaksimalkan nilai dana publik. Investasi ini menghasilkan keuntungan besar atas penggunaan modal publik.
Ketiga, adalah menggunakan kesempatan ini sebagai momen untuk merevitalisasi pendekatan melalui identifikasi area inovasi dan peluang baru untuk pendanaan. Sebagai contoh, SWA menghabiskan banyak waktu untuk mengembangkan buku pegangan praktis, buku pegangan Menteri Keuangan, buku referensi yang jelas dan ringkas bagaimana negara dapat membiayai proyek air dan sanitasi.
Ada banyak sekali sumber keuangan alternatif. Beberapa, tentu saja, menarik pendapatan pemerintah umum. Yang lain memanfaatkan penerapan tarif tertentu yang produktif. Yang lain menggunakan dana campuran dengan sektor komunitas lokal. Yang lain menggunakan dana campuran dari sektor swasta lokal dan proyek swasta yang lebih besar mungkin melibatkan investasi oleh sektor swasta internasional dan lembaga keuangan swasta. Kemudian memperoleh dana dari bank pembangunan ADB dan Bank Dunia dan dari lembaga serupa lainnya di dalam negeri.