Refresh: Upaya Sadar Mengurangi Sampah Plastik!

Show all

Refresh: Upaya Sadar Mengurangi Sampah Plastik!

Refresh mengenai darurat sampah plastik
Beberapa hari ini kita terhenyak oleh berita mengenai paus mati yang terdampar di peraian pantai di Wakatobi. Dalam kondisi mati, ditemukan bahwa di dalam badan si paus terdapat hampir 6 kilogram sampah plastik. Konon ini yang menyebabkan paus tersebut mati. Di berita lainnya seekor penyu berenang dalam kondisi sekarat karena tubuhnya terlilit tali dan potongan kantong plastik.
Hari ini ada sebuah tabloid nasional memuat tulisan khusus mengenai darurat sampah plastik di Indonesia. Minggu lalu saya membaca di situs Bank Dunia mengenai rencana program pengurangan sampah plastik di dalam sebuah project concept note.
Indonesia darurat sampah plastik!
Gerakan sosial dan lingkungan anti sampah plastik
Soal sampah plastik sebenarnya sudah cukup lama para aktifis lingkungan, NGO, pemeduli, dan lembaga donor pembangunan melakukan kampanye sebagai upaya untuk pengurangan dan pelarangan penggunaan plastik, plastik yang berpotensi menjadi pencemar di planet bumi ini. Sudah banyak akun-akun di twitter seperti @dietkantongplastik, @zeroplastic, @plasticpolutes, @aplastic_planet, dsbnya melakukan gerakan penyadaran terhadap anti penggunaan plastik. Belum lagi kita sering melihat gerakan nyata aktifis lingkungan, pelajar, kelompok peduli, dsbnya mengadakan acara bersih2 sampah plastik.
Upaya sadar mengurangi sampah
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, kita memang tidak bisa langsung berhenti menggunakan plastik. Hampir semua peralatan di sekitar rumah dan kantor kita terbuat dari plastik. Sulit bagi saya untuk tiba-tiba berhenti menggunakan plastik. Namun paling tidak penyadaran terhadap pengurangan penggunaan plastik sudah dapat diterima oleh nalar saya. Secara perlahan namun pasti saya berharap bisa menerapkan pengurangan penggunaan plastik tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana caranya?
Tulisan ini awalnya ingin membuat semacam petisi mengenai gerakan anti penggunaan plastik. Namun setelah saya pikir, model petisi2an semacam itu sepertinya gak cukup efektif untuk dilakukan. Terus apa yang efektif? Saya sendiri tidak tahu.

Hal yang saya pikirkan adalah bagaimana kita bisa berbuat dengan cara melakukan gerakan-gerakan kecil dan terus menerus secara sadar dapat benar-benar mengurangi penggunaan plastik. Contoh kecil yang sudah saya terapkan adalah membawa botol air minum dari rumah yang dapat selalu diisi ulang tanpa harus beli air botol kemasan. Hal lainnya adalah menolak diberi kantong plastik jika hanya membeli 1-2 makanan kecil di mini market.
Hal kecil lainnya adalah share berita-berita mengenai gerakan peduli lingkungan: pengurangan sampah plastik ke media sosial, baik dari sumber berita populer maupun tulisan receh semacam ini.
Salam hijau,
Trimo Pamudji Al Djono (Direktur Ipehijau}