Cerita tentang Jamban Hijau

Show all

Cerita tentang Jamban Hijau

Akhirnya jamban sementara semi permanen, ramah penyandang disabilitas yang dilengkapi dengan pompa air, bangunan sumur bor, serta lampu bertenaga matahari telah diselesaikan oleh masyarakat Kelurahan Mamboro Induk, Kota Palu.
Bangunan jamban tersebut difasilitasi pembangunannya oleh Yayasan Inovasi Pembangunan Hijau dengan dukungan dana dari DFAT New Zealand melalui Head of Embassy Fund.

Jamban ini sudah digunakan selama 5 bulan, airnya bersih, lancar dan terawat. Biasanya fasilitas umum seperti ini tidak berusia lama, terlebih di lokasi yang notabene terkena bencana. Peruntukannya pun direncanakan hanya sementara. Terlebih lagi jenis komunal, milik bersama yang sering menjadi sama-sama merasa tidak memiliki, sehingga sering tidak ada yang bertanggung-jawab untuk menjaga, merawat dan memastikan berfungsi.
Memang jamban ini kami rancang lebih dari sekedar jamban sementara. Pengalaman Ipehijau menunjukkan bahwa proses pemulihan pasca bencana itu biasanya lebih dari yang direncanakan, masyarakat terdampak seringkali tinggal lebih lama di hunian sementara. Oleh karena itu, jamban ini dibangun dengan standar kualitas diatas rata-rata jamban sementara dengan harapan lifetime-nya lebih dari 5 tahun.
Hal lain yang menarik saat proses pembangunan adalah keterlibatan masyarakat, kami bekerjasama dengan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) dalam hal fasilitasi kegiatan di tengah masyarakat. Kerjasama mempermudah dalam proses pemberdayaan masyarakat, termasuk sekedar menentukan titik lokasi jamban. Hal lainnya adalah menemukan penerima manfaat yang tepat dan memastikan pengelolaan pasca konstruksi berjalan lancar. Kami berharap masyarakat sekitar lokasi jamban yang memeliharanya.
Kami sering menemukan bahwa masyarakat belum sepenuhnya mau berkontribusi, khususnya membayar listrik untuk sekedar menyalakan pompa. Terdapat warga bernama Pak Edi ditunjuk bertanggung-jawab terhadap fasilitas, berusaha keras untuk memenuhinya. Melalui Pak Edi kami berharap warga dapat dimobilisasi untuk operasi dan pemeliharaan jamban.
Kami terus berupaya menjalin kerjasama dengan pihak lain. Sebentar lagi, air untuk operasi jamban lebih lancar tanpa menggunakan pompa. Yayasan Inovasi Pembangunan Hijau dan Habitat For Humanity (HfH) akan membangun sarana air bersih dengan sistem gravitasi kapasitas 1.5 liter/detik. Dengan kapasitas sebesar ini, tentu tidak hanya satu jamban yang akan dialiri tetapi juga beberapa jamban, termasuk 6-8 titik hidran umum di sekitar pemukiman untuk penyediaan air bersih.
Sarana air bersih ini nantinya akan memberi kemudahan bagi warga memperoleh air bersih, baik untuk kegiatan mandi dan cuci, tetapi juga kegiatan sanitasi. Sebelumnya mereka memperoleh air dari truk tangki dan air hujan.
Bagi kami, penting sekali untuk memastikan seluruh kegiatan bermanfaat bagi warga, tidak sekedar mengejar output kegiatan namun mengabaikan sarana terbangun tidak bermanfaat bagi warga.
Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan berbagai pihak dan lembaga donor yang mengerti akan arti pentingnya kolaborasi dengan warga dan organisasi lokal. Bagi kami, fasilitas jamban ini tidak sekedar sebuah sarana yang memang benar-benar dibutuhkan warga, namun juga berarti sebuah goresan sejarah untuk pembelajaran kami tentang kemanusiaan di lokasi bencana.
Mamboro Induk, Palu, Maret 6, 2019
Salam,
Rinsan L Tobing (Sekjen Ipehijau)