Perubahan Iklim dan Optimalisasi Sistem Pengendalian dan Akuisisi Data (SCADA) di Perumda Air Minum Tirta Raharja
Mengatasi Tantangan Musim Kemarau dan El Nino 2023 di Perumdam Tirta Raharja
Perubahan iklim telah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi sektor penyediaan air minum di seluruh dunia. Di Indonesia, salah satu dampak yang signifikan adalah terjadinya musim kemarau yang lebih panjang dan intens, disertai dengan fenomena cuaca ekstrem seperti El Nino. Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Raharja di Kabupaten Bandung, sebagai penyedia layanan air di wilayah tertentu, menghadapi tantangan besar dalam memastikan pasokan air yang stabil dan pelayanan yang berkesinambungan kepada pelanggan, terutama saat musim kemarau dan dampak El Nino.
Sistem Pengendalian dan Akuisisi Data atau Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) telah menjadi solusi yang sangat penting dalam mengatasi tantangan ini. Dengan menggunakan teknologi SCADA, Perumdam Tirta Raharja dapat mendeteksi perubahan pola konsumsi air pelanggan, memantau tingkat air di bendungan, dan merespons secara cepat terhadap fluktuasi permintaan air yang signifikan selama musim kemarau dan masa dampak El Nino.
Salah satu manfaat utama SCADA adalah kemampuannya untuk memberikan peringatan dini kepada pihak berwenang saat terjadi penurunan signifikan dalam kapasitas air atau tekanan dalam sistem distribusi. Dengan demikian, Perumdam Tirta Raharja dapat mengambil tindakan preventif seperti pengaturan ulang distribusi air, penghematan air, dan koordinasi dengan pelanggan untuk mengoptimalkan penggunaan air.
Tidak hanya itu, SCADA juga memungkinkan pemantauan secara real-time terhadap performa infrastruktur, seperti pompa dan pipa distribusi. Dengan informasi yang akurat dan cepat dari SCADA, Perumdam Tirta Raharja dapat mengidentifikasi potensi kerusakan atau kebocoran dalam sistem dengan cepat, mengurangi risiko gangguan layanan dan mempercepat proses perbaikan.
Selain itu, integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam SCADA dapat meningkatkan kemampuan prediksi dan analisis. Dengan memanfaatkan data historis dan pola konsumsi, sistem AI dapat menghasilkan ramalan yang lebih akurat tentang permintaan air di masa depan, membantu Perumdam Tirta Raharja dalam perencanaan strategis jangka panjang dan pengelolaan sumber daya air secara efisien.
Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan fenomena El Nino 2023, peran SCADA sebagai alat peringatan dini dan manajemen sistem yang efisien sangat penting. Dengan pemanfaatan teknologi ini, Perumdam Tirta Raharja dapat memberikan pelayanan air yang stabil dan terjamin kepada pelanggan, bahkan dalam kondisi lingkungan yang penuh tekanan akibat perubahan iklim. Selain itu, langkah-langkah ini juga mencerminkan komitmen dalam memitigasi dampak perubahan iklim dan melindungi keberlanjutan sumber daya air untuk generasi mendatang.
SCADA: Alarm Debit dan Tekanan Air di Perumdam Tirta Raharja dalam Menghadapi El Nino
Perubahan iklim telah mengubah pola cuaca secara drastis di seluruh dunia, memberikan dampak signifikan pada sumber daya alam, termasuk pasokan air minum. Di Kabupaten Bandung, salah satu penyedia utama air minum, Perumdam Tirta Raharja, mengalami tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga ketersediaan air selama musim kemarau panjang. Salah satu indikator krusial yang memperlihatkan dampak perubahan iklim adalah seringnya sinyal alarm di SCADA yang menyala, mengindikasikan penurunan debit dan tekanan air dalam sistem distribusi.
Penyalaan sinyal alarm di SCADA saat musim kemarau panjang adalah cerminan nyata dari dampak perubahan iklim pada sumber daya air. Kurangnya hujan yang cukup mengurangi aliran air di sungai-sungai dan sumber mata air, mengakibatkan penurunan drastis pada jumlah air yang dapat diambil untuk kebutuhan masyarakat. Selain itu, peningkatan suhu yang disebabkan oleh perubahan iklim mempercepat penguapan air dari reservoir dan waduk, menyebabkan penurunan volume air yang tersedia.
Sinyal alarm di SCADA juga memberikan peringatan dini terhadap perubahan pola konsumsi air oleh masyarakat selama musim kemarau. Dalam kondisi kekurangan air, orang cenderung menggunakan air dengan lebih berhati-hati, namun tetap diperlukan pemantauan ketat agar tidak terjadi pemborosan. Penggunaan air yang bijaksana dan efisien adalah kunci dalam menghadapi penurunan pasokan air selama musim kemarau yang intensif.
Perumdam Tirta Raharja merespons tantangan ini dengan langkah-langkah proaktif, seperti mendiversifikasi sumber air dan meningkatkan efisiensi distribusi melalui sistem SCADA. Pemantauan real-time yang disediakan oleh SCADA memungkinkan pengelolaan yang lebih cepat dan efisien terhadap distribusi air, meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh penurunan pasokan air. Selain itu, SCADA juga memungkinkan identifikasi cepat terhadap kebocoran dalam sistem distribusi, meminimalkan pemborosan air yang berharga.
Pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim juga mencakup pendekatan berbasis masyarakat. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan air yang bijaksana, pemanfaatan teknologi penghemat air di rumah tangga, dan kesadaran akan nilai air sebagai sumber daya yang terbatas adalah kunci dalam mengubah perilaku konsumen. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, Perumdam Tirta Raharja dapat mengurangi beban pada pasokan air selama musim kemarau yang sulit.
Dalam menghadapi seringnya sinyal alarm di SCADA yang menyala selama musim kemarau panjang, Perumdam Tirta Raharja telah menjadi contoh bagaimana adaptasi yang cerdas dan responsif terhadap perubahan iklim dapat memitigasi dampaknya. Dengan terus mengintegrasikan teknologi, pendekatan berbasis masyarakat, dan tindakan proaktif dalam strategi pengelolaan air, mereka tidak hanya melindungi pasokan air saat ini tetapi juga memastikan keberlanjutan sumber daya berharga ini bagi generasi mendatang.
Oleh:
Trimo Pamudji Al Djono
Direktur di Yayasan Ipehijau dan DRM & Climate Change Specialist di Cowater International